Selasa, 14 Februari 2012

SERI KISAH BUNIAN : UTUSAN DARI LANGIT



Abu Abu, Husni, Ardi dan Ardo Karyadi adalah para pelaku kisah yang berguru kepada Rasyidi. Siapakah Rasyidi ? Disela-sela kesibukannya (Rasyidi), Abu-Abu melakukan pertemuan beberapakali dengan Rasyidi untuk menulis tentang bagaimana awal pertama Rasyidi mendapatkan “kemampuan” supranaturalnya hingga sekarang ini. Rasyidi pun memulai ceritanya….

Awal pertama aku adalah seorang pemabuk, setiap hari selalu saja mengkonsumsi minuman beralkohol agar dapat melupakan kejadian yang menghancurkan hidupku beberapa waktu yang lalu. Hanya arak lah yang dapat membuatku terlupa sejenak akan pahitnya hidup ini. Hingga pada suatu malam, 27 hari setelah bulan puasa aku mabuk berat sambil sempoyongan berjalan pulang menuju rumah. Sesampai dirumah aku kemudian langsung tertidur karena kuatnya pengaruh minuman keras.


Saat didalam tidur itulah aku bermimpi didatangi oleh seorang kakek tua berjubah dan bersorban, si kakek tua itu mengucapkan kata-kata “INGAT”, (arti kata ingat bermaksud bahwa : ingat akan segala-galanya). Setelah itu aku terbangun dan malam masih larut, masih berbaring aku menoleh kekanan kekiri kucari si kakek tua itu dan karena tidak melihat kakek itu tidak ada, aku kembali tertidur. Sesaat baru tertidur aku kembali bermimpi si kakek itu datang lagi dan masih dengan kata-kata yang sama “INGAT”. Begitu selesai mengucapkan kata “INGAT” aku terbangun lagi dan kakek tersebut masih tidak ada lagi. Aku tidak bisa berpikir walaupun sudah ke-2 kalinya terbangun gara-gara didatangi oleh seorang kakek tua didalam mimpi. Hingga kali ke-3 dalam tidur si kakek tua itu tetap hadir dalam mimpiku dengan ucapan yang selalu sama “INGAT”. Seperti kejadian sebelumnya, aku terbangun lagi, si kakek itu memang benar tidak ada.. tidak mampu untuk berpikir jernaih akibat masih ada pengaruh minuman keras aku kembali tertidur. Menjelang pagi aku bangun melihat arak dalam botol minuman mineral yang besar ternyata membuat aku sangat benci dan muak, lalu botol itu aku buang ke sungai. Hehehe.. padahal botol arak itu yang paling kusayangi, hanya pada waktu itu apa yang membuat aku tiba-tiba membenci minuman keras belum sepenuhnya kuketahui, hanya yang ku tahu saat terbangun aku sudah tidak suka dan membencinya.

Aku langsung mandi dan setelah mandi naik ke rumah untuk berpakaian, lalu akupun berjalan keluar menuju tempat kerja. Dalam perjalanan aku bertemu dengan seorang penjual sayur, dalam penglihatan  mata ku si penjual sayur itu telanjang tanpa sehelai pakaian. Aku heran dan langsung menyapa si penjual sayur tersebut, “Bi, bibi berbaju apa tidak ?“ Bibi penjual sayur itu menjawab,” gila kah kamu ? Saya ini berpakaian..!!” Bibi penjual sayur itu pergi meninggalkan yang masih menatap heran pada nya.

Aku menjadi ketakutan, sambil berkata dalam hati apakah aku ini sudah gila ? Melihat orang berjalan sambil telanjang dan tidak berpakaian sehelaipun. Akhirnya kuputuskan untuk tidak jadi kerja dan pulang ke rumah. Sesampainya dirumah, aku bertanya kepada istriku, “apakah kamu ini berpakaian apa tidak sih?” Istri ku pun menjawab,”berpakaian, bang! Memang nya ada apa?” Aku menjawab, “karena dalam pandangan mata ku kamu tidak berpakaian atau telanjang!”. Istriku tidak ambil perduli, mungkin dikiranya aku ini masih dalam kondisi mabuk minuman keras, aku pun menjadi heran dengan diri ku sendiri, apa yang sebenarnya terjadi, oh.. sudah tidak waras kah aku ini ? Sejuta pertanyaan rasanya tidak terjawab dan aku kemudian masuk kamar dan berbaring. Sambil berbaring aku melihat ke atas dan.. ternyata atap rumah tidak ada, yang terlihat hanya langit.. aku tahu atap rumah ku masih ada tapi hanya tidak terlihat oleh mata ku seperti halnya orang-orang ang kutemui dijalan yang pakaiannya tidak terlihat sehingga seperti tidak berpakaian. Akhirnya seharian aku tidak berani keluar rumah . Didalam itu aku pun berpikir, apakah mimpi yang tadi malam membuat aku menjadi begini?? Mengingat tentang mimpi tadi malam tiba-tiba ada perasaan ingin sholat untuk menutup pandangan aneh ku. Dari Ashar, Maghrib sampai lah Isya sambil terus berdzikir, pandangan aneh ku itu baru bisa tertutup dan dzikir yang kubaca "Subhanallah Walhamdulillah Wala Ilaaha Illallah Wallahu Akbar Walahaula Wala Quwwata Illa Billah Aliyul Adzim Allah Huma Sali Alla Sayidinna Muhammad Ya Karim..” Pandangan aneh itupun akhir nya tertutup..
Aku uji lagi untuk membuka pandangan aneh (aku sebut saja penglihatan Ghaib).. dan ternyata bisa dibuka Penglihatan Ghaib tersebut dan setelah itu aku tutup kembali.
Dalam kehidupan ku sehari-hari seperti biasa dilakukan dan tidak ada perubahan sikap setelah terbuka nya Penglihatan Ghaib yang tidak terduga..

Kegiatan rutinku adalah sebagai nelayan di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya yang merupakan pecahan dari Kabupaten Pontianak. Setiap hari pekerjaanku adalah menjala udang dan pada malam hari menganyam jala. Itulah pekerjaan sehari-hari yang kunikmati saat itu.

Hingga pada suatu masa, 2 bulan setelah Idul Fitri 1426 H di tahun 2005. Saat itu malam Jumat, jam 22.00 malam aku masih menganyam jala karena tadi pagi jalaku tersangkut kayu didasar sungai sehingga ada beberapa bagian yang robek. Sedang asyik menyelesaikan pekerjaanku, terdengar ada suara memberi salam. “Assalamualaikum..!! Aku pun menjawab’ “Waalaikum salam.” Sahut ku membalas salam. Aku langsung membuka pintu rumah.. ternyata  tidak ada orang. Akupun menutup pintu dan duduk melanjutkan pekerjaan, setengah jam kemudian terdengar lagi suara ucapan salam seperti yang pertama dan akupun membuka pintu ternyata tidak ada orang.. pintu rumah ku tutup dan melanjutkan pekerjaan. Satu Jam kemudian, terdengar lagi suara memberi salam aku pun beranjak membuka pintu rumah sambil mengucapkan kata-kata, “yang berniat baik silahkan masuk, jika berniat jahat jangan masuk.. akupun membuka pintu dan duduk bersila sambil menghadap pintu masuk. Aku berpikir pasti yang datang bukan manusia, tiba-tiba ada hembusan angin masuk dan kemudian menjelma berwujud 9 orang yang berpakaian jubah putih dan bersurban dan langsung bergerak mengelilingi aku sebanyak 7 kali kemudian 8 orang duduk berjajar disebelah kanan dan yang 1 orang berdiri dihadapan aku sambil mengucapkan kata-kata “INGAT”. Kemudian 9 orang tersebut mengucapkan salam “Assalamualaikum..” dan semendadak itu juga menghilang dari pandangan.  Tak sepatah kata yang terucap dari mulutku, mulut ini serasa tak mampu berkata-kata dan aku hanya bisa melihat apa yang dilakukan oleh 9 rang yang berujud hadir didepan ku. Setelah beberapa saat barulah aku bisa bangkit dan menutup pintu. Pekerjaan ku sedikit lagi selesai kutinggalkan dan pergi beranjak tidur.

Didalam tidur aku bermimpi lagi, di mimpi itu muncul kembali si kakek tua tersebut dan berkata, ”mengapa kamu tidak meminta sesuatu?” Aku menjawab,” bagaimana aku bisa meminta, sedang mulut saja dikunci. Setelah mengucapkan seperti itu, si kakek tersbut pun menghilang.
Seminggu kemudian, aku mencoba mem-praktekkan ilmu bela diri dan ternyata secara tak terduga aku bisa melakukan semua jurus-jurus bela diri. Selanjutnya setelah menguasai intisari ilmu beladiri, aku mulai mengajarkan kepada teman-teman di kampung dan merekapun sangat tertarik sehingga jumlah muridku mencapai jumlah 40 orang selama dalam tempo setengah bulan saja.

Pada suatu ketika, ada suatu perguruan yang tidak menyukai kehadiran perguruan yang ku uang baru berdiri. Perguruan silat itu mengundang aku untuk memastikan alias menguji apakah perguruan-ku ini memang benar adanya atau-kah tidak layak dipandang sebagai sebuah perguruan, aku pun menghadiri undangan perguruan tersebut bersama beberapa orang murid. Disana kami diminta untuk memperlihatkan jurus-jurus silat dan aku segera memerintahkan salah seorang murid untuk melakukan gerakan jurus yang berasal dari perguruan itu. Si muridpun melakukan gerakan-gerakan milik perguruan itu dan merekapun menjadi heran.. si guru dari perguruan itu menghampiri ku dan bertanya kenapa jurus yang dimiliki perguruannya bisa dilakukan oleh murid ku? Aku menjawab,” Itu atas kehendak Allah semata”.

Seminggu kemudian, guru perguruan tersebut datang berkunjung ke rumah dan dia bertanya bagaimana caranya bisa melakukan hal yang di lakukan oleh muridku sewaktu diundang.. Akupun menjawab,”mudah caranya yang penting ada keyakinan. Insya Allah secara otomatis terbentuk dengan sendirinya (dalam bahasa lokal : menjadi atau bisa). Si guru itu tertarik.. selanjut nya malam itu juga kami berdua pergi ke masjid sesuai dengan permintaan si guru tersebut. Aku pun meminta guru tersebut berdoa kepada Allah. Setelah berdoa selama 1 jam dan langsung dilanjutkan dengan ber-dzikir yang dilanjutkan dengan mempraktekkan ilmu kepada si guru.. ilmu tersebut langsung “menjadi”, dengan takjub bercampur senang si guru itu memanggil aku dengan sebutan “GURU”. Dengan perlahan aku meminta kepada si guru untuk tidak memanggilku dengan sebutan “GURU”, alasannya adalah karena aku bukan seorang guru, aku hanya manusia biasa dan banyak kekurangan. Ia pun memahami permintaan ku dan setelah bersalaman kami pulang ke rumah masing-masing.

Hijrah Ke Kota Ketapang
6 bulan berselang, aku di telepon bapak mertua diminta untuk pindah ke Ketapang dengan maksud dan tujuan merubah hidup/nasib. Sebagai nelayan di kota kecamatan kecil tentu penghasilan ku sangat pas-pasan. Apalagi untuk hidup berkecukupan tentu lah jauh dari harapan. Mungkin mertua ku di Ketapang ingin aku merubah nasib dengan mencari kerja di Ketapang dan aku tidak jauh darinya, jika ia rindu dengan anaknya yang jadi istriku tentu tidak lah sulit karena masih satu kota. Namun aku merasa bingung mau berangkat ke Ketapang, mengingat biaya yang dibutuhkan cukup besar yang harus membawa keluarga.
Akhirnya kuputuskan untuk meminjam uang dengan teman akrab ku sebanyak Rp. 200.000,-. 2 (dua) hari kemudian akupun berangkat menuju kota Ketapang. Sesampai nya di Ketapang, kami dijemput diterminal bis dan langsung menuju rumah mertua. Disana kami berkumpul seperti biasa. Hari demi hari di Ketapang aku malah semakin bingung mengingat belum ada pekerjaan, rokok pun tidak ada, sehari-hari hanya keliling kota dan ke pasar mencari pekerjaan dan ide, tapi belum ada yang dapat dilakukan.

Akhirnya aku bertemu dengan salah seorang dari keluarga dari mertua, dan dia memintaku untuk  menempati sebuah rumah kosong yang tidak pernah dihuni selama 15 tahun. Aku pun memutuskan untuk tinggal dirumah itu. Hingga di suatu sore, saat pergi ke rumah itu dengan niat untuk tidur sendirian. Dengan berbekal kertas koran, obat nyamuk, air putih dan lain-lain serta perlengkapan untuk bermalam di rumah itu. Semua perlengkapan ku letakkan diteras dan terlihat pintu rumah itu terbuka dan tertutup entah tertiup angin atau ada yang menggerakkannya, aku sendiri tidak memperhatikan benar.. Selagi diteras, ada salah seorang tetangga menghampiri aku dan bercerita bahwa di rumah tersebut sangat angker dan dia pun berani memberi ku uang Rp. 200.000,- jika mampu bertahan semalam tidur di rumah itu. Aku pun berkata bahwa jangan kan diberi uang tanpa di berikan pun akan kutinggali rumah itu. Setelah berbincang-bincang dengan tetangga tersebut sampai jam 9 malam yang akhirnya dia pulang ke rumahnya, pada jam 22.00 malam aku pun sudah tertidur hingga sampai pagi tanpa ada mendengar suara apapun atau kejadian yang aneh seperti yang diutarakan oleh tetangga yang tadi sore menghampiri ku.

1 Minggu kemudian aku pun pindah ke rumah kosong itu bersama keluarga, tepatnya pada hari Kamis malam Jumat. 2 bulan aku tinggal di rumah tersebut bersama keluarga tanpa ada  suatu kejadian yang aneh, dirumah itu belum ada listrik hanya pelita yang kami pergunakan sebagai penerangan di malam hari. Pada suatu hari datang lah tetangga lain lagi disebelah rumah yang bernama Rosnida menawarkan untuk memasang lampu dari rumah nya, gayung bersambut tentu saja aku menerimanya. Sehingga rumah yang kami tempati itu kini menjadi terang dan keluarga pun sering berkumpul.

Seminggu berjalan masih belum ada kejadian apapun, hingga kemudian datang lagi seorang tetangga yang biasa kami panggil bibi Heni. Bibi Heni datang dengan niatnya untuk meminta tolong kepada ku untuk mengobati anak temannya yang sering nangis setiap kali masuk ke dalam rumah. Jika dibawa keluar dari rumah si anak sehat, setelah tenang diajak masuk ke rumah untuk pulang si anak kembali menangis. Kepada bibi Heni kukatakan bahwa aku bukanlah seorang paranormal ataupun dukun, aku ini hanya orang yang biasa-biasa saja. Namun bibi Heni tetap bersikeras meminta tolong kepada ku hingga aku pun meng-iya kan untuk menolong si anak temannya itu dan berkata untuk menyampaikan kepada orang tua si anak tersebut aku akan datang keesokan pagi harinya saja.
Sepeninggal bibi Heni aku pun kebingungan, terus terang aku belum pernah mengobati orang jangan kan untuk bergaya seperti paranormal, untuk berdoa penyembuhan penyakit saja aku tidak tahu. Bagaimana bisa bibi Heni meminta tolong kepada ku… ?? Hanya karena rasa kemanusiaan saja aku menyetujui permintaan bibi Heni agar dia tidak kecewa. Tiba-tiba aku ingat apa yang didapat dalam mimpi sewaktu masih di Batu Ampar, selanjutnya aku sholat minta petunjuk dan akhirnya terdengar suatu bisikan yang mengatakan, “pergilah, menolong orang..”. Dan aku menjawab secara dalam hati, “Apa yang harus kubaca dan kudoakan?” Suara bisikan itu menjawab,” baca saja A'udhu billahi minash shaitanir rajim bismillah hirahman nirahim bersama surah Al Fatihah…!!” Lalu terdengar kembali suara yang berkata, “besok pagi pergilah, aku akan selalu ada didekat mu.” Keesokan harinya pun langsung pergi ke tempat temannya bibi Heni. Sesampainya disana aku masuk ke rumah itu, si pemilik rumah pun terlihat heran nama pemilik rumah itu pak Ardi. Pak Ardi bertanya kepada istrinya, “siapa itu, Ma?” Istrinya pun menjawab pertanyaan suaminya dan berkata,” itulah orang pintar yang akan mengobati penyakit anak kita..”

Aku dipersilahkan untuk mengobati anaknya. Kulihat anak laki-laki putra sulung pak Ardi dan aku kemudian meminta air putih satu gelas, aku mendoakan air tsb, setelah selesai air doa itu kusapukan ke wajah kecil anak itu. Setelah disapukan si anak pun tenang kembali dan tidak menangis lagi. Selesai mengobati si anak, istri pak Ardi ingin melihat apa yang menjadi penyebab anaknya selalu mengangi setiap berada dirumah. Namun karena takut, bu ardi meminta suaminya yang melakukannya apa yang menjadi penyebab dari anaknya yang sering menangis. Kemudian aku meminta pak Ardi untuk berdoa dan berkonsentrasi mem-fokuskan apa yang ingin dilihat, ternyata pak Ardi berhasil melihat yang menjadi penyebab anak nya menangis. Pak Ardi melihat ada sebuah botol kecil yang berisi bermacam-macam barang dan botol tersebut ku ambil untuk dimusnahkan. Setelah selesai, aku pun beranjak pulang ke rumah kembali.

2 hari kemudian aku dipanggil kembali oleh pak Ardi ke rumahnya, disana aku bertemu dengan Ardo Karyadi. Kulihat di tubuh Ardo ada sesosok tubuh orang tua dibelakang nya Ardo. Ardo pun bertanya ketika aku melihat-nya dan berkata, “apa yg bapak lihat di saya..???” Akupun menjawab,”ada seorang kakek tua di belakang pak Ardo..” Dan pak Ardo pun bertanya lagi kepadaku, “bagaimana cara nya pak untuk menyempurnakannya agar orang tua tersebut dekat dengannya. Aku menjawab.” datang lah ke rumah.” Keesokan harinya Ardo pun datang ke rumah untuk menyempurnkan apa yang telah dimilikinya…





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SERI KISAH BUNIAN : KERAJAAN BAWAH AIR / HIKAYAT KANJENG RATU (SERI IV)

MENDUNG DI LANGIT PAJAJARAN (1) Pagi itu juga, Purgabaya Jalak Suta tak ingin berlama-lama meninggalkan Pajajaran. Tugas y...