Abu Abu, Husni,
Ardi dan Ardo Karyadi adalah para pelaku kisah yang berguru kepada Rasyidi.
Siapakah Rasyidi ? Disela-sela kesibukannya (Rasyidi), Abu-Abu melakukan
pertemuan beberapakali dengan Rasyidi untuk menulis tentang bagaimana awal
pertama Rasyidi mendapatkan “kemampuan” supranaturalnya hingga sekarang ini.
Rasyidi pun memulai ceritanya….
Awal pertama aku
adalah seorang pemabuk, setiap hari selalu saja mengkonsumsi minuman beralkohol
agar dapat melupakan kejadian yang menghancurkan hidupku beberapa waktu yang
lalu. Hanya arak lah yang dapat membuatku terlupa sejenak akan pahitnya hidup
ini. Hingga pada suatu malam, 27 hari setelah bulan puasa aku mabuk berat
sambil sempoyongan berjalan pulang menuju rumah. Sesampai dirumah aku kemudian langsung
tertidur karena kuatnya pengaruh minuman keras.
Saat didalam
tidur itulah aku bermimpi didatangi oleh seorang kakek tua berjubah dan
bersorban, si kakek tua itu mengucapkan kata-kata “INGAT”, (arti kata ingat
bermaksud bahwa : ingat akan segala-galanya). Setelah itu aku terbangun dan
malam masih larut, masih berbaring aku menoleh kekanan kekiri kucari si kakek
tua itu dan karena tidak melihat kakek itu tidak ada, aku kembali tertidur. Sesaat
baru tertidur aku kembali bermimpi si kakek itu datang lagi dan masih dengan
kata-kata yang sama “INGAT”. Begitu selesai mengucapkan kata “INGAT” aku
terbangun lagi dan kakek tersebut masih tidak ada lagi. Aku tidak bisa berpikir
walaupun sudah ke-2 kalinya terbangun gara-gara didatangi oleh seorang kakek
tua didalam mimpi. Hingga kali ke-3 dalam tidur si kakek tua itu tetap hadir
dalam mimpiku dengan ucapan yang selalu sama “INGAT”. Seperti kejadian
sebelumnya, aku terbangun lagi, si kakek itu memang benar tidak ada.. tidak
mampu untuk berpikir jernaih akibat masih ada pengaruh minuman keras aku
kembali tertidur. Menjelang pagi aku bangun melihat arak dalam botol minuman
mineral yang besar ternyata membuat aku sangat benci dan muak, lalu botol itu aku
buang ke sungai. Hehehe.. padahal botol arak itu yang paling kusayangi, hanya
pada waktu itu apa yang membuat aku tiba-tiba membenci minuman keras belum
sepenuhnya kuketahui, hanya yang ku tahu saat terbangun aku sudah tidak suka
dan membencinya.
Aku langsung
mandi dan setelah mandi naik ke rumah untuk berpakaian, lalu akupun berjalan
keluar menuju tempat kerja. Dalam perjalanan aku bertemu dengan seorang penjual
sayur, dalam penglihatan mata ku si
penjual sayur itu telanjang tanpa sehelai pakaian. Aku heran dan langsung menyapa
si penjual sayur tersebut, “Bi, bibi berbaju apa tidak ?“ Bibi penjual sayur itu
menjawab,” gila kah kamu ? Saya ini berpakaian..!!” Bibi penjual sayur itu
pergi meninggalkan yang masih menatap heran pada nya.
Aku menjadi
ketakutan, sambil berkata dalam hati apakah aku ini sudah gila ? Melihat orang
berjalan sambil telanjang dan tidak berpakaian sehelaipun. Akhirnya kuputuskan
untuk tidak jadi kerja dan pulang ke rumah. Sesampainya dirumah, aku bertanya
kepada istriku, “apakah kamu ini berpakaian apa tidak sih?” Istri ku pun
menjawab,”berpakaian, bang! Memang nya ada apa?” Aku menjawab, “karena dalam
pandangan mata ku kamu tidak berpakaian atau telanjang!”. Istriku tidak ambil
perduli, mungkin dikiranya aku ini masih dalam kondisi mabuk minuman keras, aku
pun menjadi heran dengan diri ku sendiri, apa yang sebenarnya terjadi, oh..
sudah tidak waras kah aku ini ? Sejuta pertanyaan rasanya tidak terjawab dan aku
kemudian masuk kamar dan berbaring. Sambil berbaring aku melihat ke atas dan..
ternyata atap rumah tidak ada, yang terlihat hanya langit.. aku tahu atap rumah
ku masih ada tapi hanya tidak terlihat oleh mata ku seperti halnya orang-orang
ang kutemui dijalan yang pakaiannya tidak terlihat sehingga seperti tidak
berpakaian. Akhirnya seharian aku tidak berani keluar rumah . Didalam itu aku
pun berpikir, apakah mimpi yang tadi malam membuat aku menjadi begini?? Mengingat
tentang mimpi tadi malam tiba-tiba ada perasaan ingin sholat untuk menutup
pandangan aneh ku. Dari Ashar, Maghrib sampai lah Isya sambil terus berdzikir,
pandangan aneh ku itu baru bisa tertutup dan dzikir yang kubaca "Subhanallah Walhamdulillah Wala Ilaaha Illallah Wallahu Akbar Walahaula Wala Quwwata Illa Billah Aliyul Adzim Allah Huma Sali Alla
Sayidinna Muhammad Ya Karim..” Pandangan aneh itupun akhir nya tertutup..
Aku uji lagi
untuk membuka pandangan aneh (aku sebut saja penglihatan Ghaib).. dan ternyata
bisa dibuka Penglihatan Ghaib tersebut dan setelah itu aku tutup kembali.
Dalam kehidupan ku
sehari-hari seperti biasa dilakukan dan tidak ada perubahan sikap setelah
terbuka nya Penglihatan Ghaib yang tidak terduga..
Kegiatan rutinku
adalah sebagai nelayan di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya yang
merupakan pecahan dari Kabupaten Pontianak. Setiap hari pekerjaanku adalah
menjala udang dan pada malam hari menganyam jala. Itulah pekerjaan sehari-hari
yang kunikmati saat itu.
Hingga pada suatu
masa, 2 bulan setelah Idul Fitri 1426 H di tahun 2005. Saat itu malam Jumat,
jam 22.00 malam aku masih menganyam jala karena tadi pagi jalaku tersangkut
kayu didasar sungai sehingga ada beberapa bagian yang robek. Sedang asyik
menyelesaikan pekerjaanku, terdengar ada suara memberi salam. “Assalamualaikum..!!
Aku pun menjawab’ “Waalaikum salam.” Sahut ku membalas salam. Aku langsung
membuka pintu rumah.. ternyata tidak ada
orang. Akupun menutup pintu dan duduk melanjutkan pekerjaan, setengah jam
kemudian terdengar lagi suara ucapan salam seperti yang pertama dan akupun
membuka pintu ternyata tidak ada orang.. pintu rumah ku tutup dan melanjutkan
pekerjaan. Satu Jam kemudian, terdengar lagi suara memberi salam aku pun
beranjak membuka pintu rumah sambil mengucapkan kata-kata, “yang berniat baik
silahkan masuk, jika berniat jahat jangan masuk.. akupun membuka pintu dan
duduk bersila sambil menghadap pintu masuk. Aku berpikir pasti yang datang
bukan manusia, tiba-tiba ada hembusan angin masuk dan kemudian menjelma berwujud
9 orang yang berpakaian jubah putih dan bersurban dan langsung bergerak mengelilingi
aku sebanyak 7 kali kemudian 8 orang duduk berjajar disebelah kanan dan yang 1
orang berdiri dihadapan aku sambil mengucapkan kata-kata “INGAT”. Kemudian 9
orang tersebut mengucapkan salam “Assalamualaikum..” dan semendadak itu juga
menghilang dari pandangan. Tak sepatah
kata yang terucap dari mulutku, mulut ini serasa tak mampu berkata-kata dan aku
hanya bisa melihat apa yang dilakukan oleh 9 rang yang berujud hadir didepan
ku. Setelah beberapa saat barulah aku bisa bangkit dan menutup pintu. Pekerjaan
ku sedikit lagi selesai kutinggalkan dan pergi beranjak tidur.
Didalam tidur aku
bermimpi lagi, di mimpi itu muncul kembali si kakek tua tersebut dan berkata, ”mengapa
kamu tidak meminta sesuatu?” Aku menjawab,” bagaimana aku bisa meminta, sedang
mulut saja dikunci. Setelah mengucapkan seperti itu, si kakek tersbut pun
menghilang.
Seminggu
kemudian, aku mencoba mem-praktekkan ilmu bela diri dan ternyata secara tak
terduga aku bisa melakukan semua jurus-jurus bela diri. Selanjutnya setelah
menguasai intisari ilmu beladiri, aku mulai mengajarkan kepada teman-teman di
kampung dan merekapun sangat tertarik sehingga jumlah muridku mencapai jumlah 40
orang selama dalam tempo setengah bulan saja.
Pada suatu
ketika, ada suatu perguruan yang tidak menyukai kehadiran perguruan yang ku
uang baru berdiri. Perguruan silat itu mengundang aku untuk memastikan alias
menguji apakah perguruan-ku ini memang benar adanya atau-kah tidak layak
dipandang sebagai sebuah perguruan, aku pun menghadiri undangan perguruan
tersebut bersama beberapa orang murid. Disana kami diminta untuk memperlihatkan
jurus-jurus silat dan aku segera memerintahkan salah seorang murid untuk melakukan
gerakan jurus yang berasal dari perguruan itu. Si muridpun melakukan
gerakan-gerakan milik perguruan itu dan merekapun menjadi heran.. si guru dari
perguruan itu menghampiri ku dan bertanya kenapa jurus yang dimiliki
perguruannya bisa dilakukan oleh murid ku? Aku menjawab,” Itu atas kehendak
Allah semata”.
Seminggu
kemudian, guru perguruan tersebut datang berkunjung ke rumah dan dia bertanya
bagaimana caranya bisa melakukan hal yang di lakukan oleh muridku sewaktu
diundang.. Akupun menjawab,”mudah caranya yang penting ada keyakinan. Insya
Allah secara otomatis terbentuk dengan sendirinya (dalam bahasa lokal : menjadi
atau bisa). Si guru itu tertarik.. selanjut nya malam itu juga kami berdua pergi
ke masjid sesuai dengan permintaan si guru tersebut. Aku pun meminta guru tersebut
berdoa kepada Allah. Setelah berdoa selama 1 jam dan langsung dilanjutkan
dengan ber-dzikir yang dilanjutkan dengan mempraktekkan ilmu kepada si guru..
ilmu tersebut langsung “menjadi”, dengan takjub bercampur senang si guru itu
memanggil aku dengan sebutan “GURU”. Dengan perlahan aku meminta kepada si guru
untuk tidak memanggilku dengan sebutan “GURU”, alasannya adalah karena aku
bukan seorang guru, aku hanya manusia biasa dan banyak kekurangan. Ia pun
memahami permintaan ku dan setelah bersalaman kami pulang ke rumah
masing-masing.
Hijrah Ke Kota Ketapang
6 bulan berselang,
aku di telepon bapak mertua diminta untuk pindah ke Ketapang dengan maksud dan
tujuan merubah hidup/nasib. Sebagai nelayan di kota kecamatan kecil tentu
penghasilan ku sangat pas-pasan. Apalagi untuk hidup berkecukupan tentu lah
jauh dari harapan. Mungkin mertua ku di Ketapang ingin aku merubah nasib dengan
mencari kerja di Ketapang dan aku tidak jauh darinya, jika ia rindu dengan
anaknya yang jadi istriku tentu tidak lah sulit karena masih satu kota. Namun
aku merasa bingung mau berangkat ke Ketapang, mengingat biaya yang dibutuhkan
cukup besar yang harus membawa keluarga.
Akhirnya kuputuskan
untuk meminjam uang dengan teman akrab ku sebanyak Rp. 200.000,-. 2 (dua) hari
kemudian akupun berangkat menuju kota Ketapang. Sesampai nya di Ketapang, kami
dijemput diterminal bis dan langsung menuju rumah mertua. Disana kami berkumpul
seperti biasa. Hari demi hari di Ketapang aku malah semakin bingung mengingat
belum ada pekerjaan, rokok pun tidak ada, sehari-hari hanya keliling kota dan ke
pasar mencari pekerjaan dan ide, tapi belum ada yang dapat dilakukan.
Akhirnya aku
bertemu dengan salah seorang dari keluarga dari mertua, dan dia memintaku untuk
menempati sebuah rumah kosong yang tidak
pernah dihuni selama 15 tahun. Aku pun memutuskan untuk tinggal dirumah itu. Hingga
di suatu sore, saat pergi ke rumah itu dengan niat untuk tidur sendirian.
Dengan berbekal kertas koran, obat nyamuk, air putih dan lain-lain serta perlengkapan
untuk bermalam di rumah itu. Semua perlengkapan ku letakkan diteras dan terlihat
pintu rumah itu terbuka dan tertutup entah tertiup angin atau ada yang
menggerakkannya, aku sendiri tidak memperhatikan benar.. Selagi diteras, ada
salah seorang tetangga menghampiri aku dan bercerita bahwa di rumah tersebut
sangat angker dan dia pun berani memberi ku uang Rp. 200.000,- jika mampu
bertahan semalam tidur di rumah itu. Aku pun berkata bahwa jangan kan diberi
uang tanpa di berikan pun akan kutinggali rumah itu. Setelah berbincang-bincang
dengan tetangga tersebut sampai jam 9 malam yang akhirnya dia pulang ke
rumahnya, pada jam 22.00 malam aku pun sudah tertidur hingga sampai pagi tanpa
ada mendengar suara apapun atau kejadian yang aneh seperti yang diutarakan oleh
tetangga yang tadi sore menghampiri ku.
1 Minggu
kemudian aku pun pindah ke rumah kosong itu bersama keluarga, tepatnya pada
hari Kamis malam Jumat. 2 bulan aku tinggal di rumah tersebut bersama keluarga
tanpa ada suatu kejadian yang aneh,
dirumah itu belum ada listrik hanya pelita yang kami pergunakan sebagai
penerangan di malam hari. Pada suatu hari datang lah tetangga lain lagi disebelah
rumah yang bernama Rosnida menawarkan untuk memasang lampu dari rumah nya,
gayung bersambut tentu saja aku menerimanya. Sehingga rumah yang kami tempati
itu kini menjadi terang dan keluarga pun sering berkumpul.
Seminggu
berjalan masih belum ada kejadian apapun, hingga kemudian datang lagi seorang
tetangga yang biasa kami panggil bibi Heni. Bibi Heni datang dengan niatnya untuk
meminta tolong kepada ku untuk mengobati anak temannya yang sering nangis
setiap kali masuk ke dalam rumah. Jika dibawa keluar dari rumah si anak sehat,
setelah tenang diajak masuk ke rumah untuk pulang si anak kembali menangis. Kepada
bibi Heni kukatakan bahwa aku bukanlah seorang paranormal ataupun dukun, aku
ini hanya orang yang biasa-biasa saja. Namun bibi Heni tetap bersikeras meminta
tolong kepada ku hingga aku pun meng-iya kan untuk menolong si anak temannya itu
dan berkata untuk menyampaikan kepada orang tua si anak tersebut aku akan
datang keesokan pagi harinya saja.
Sepeninggal bibi
Heni aku pun kebingungan, terus terang aku belum pernah mengobati orang jangan
kan untuk bergaya seperti paranormal, untuk berdoa penyembuhan penyakit saja aku
tidak tahu. Bagaimana bisa bibi Heni meminta tolong kepada ku… ?? Hanya karena
rasa kemanusiaan saja aku menyetujui permintaan bibi Heni agar dia tidak
kecewa. Tiba-tiba aku ingat apa yang didapat dalam mimpi sewaktu masih di Batu
Ampar, selanjutnya aku sholat minta petunjuk dan akhirnya terdengar suatu
bisikan yang mengatakan, “pergilah, menolong orang..”. Dan aku menjawab secara
dalam hati, “Apa yang harus kubaca dan kudoakan?” Suara bisikan itu menjawab,”
baca saja A'udhu billahi minash shaitanir rajim bismillah hirahman nirahim
bersama surah Al Fatihah…!!” Lalu terdengar kembali suara yang berkata, “besok
pagi pergilah, aku akan selalu ada didekat mu.” Keesokan harinya pun langsung
pergi ke tempat temannya bibi Heni. Sesampainya disana aku masuk ke rumah itu,
si pemilik rumah pun terlihat heran nama pemilik rumah itu pak Ardi. Pak Ardi
bertanya kepada istrinya, “siapa itu, Ma?” Istrinya pun menjawab pertanyaan
suaminya dan berkata,” itulah orang pintar yang akan mengobati penyakit anak
kita..”
Aku
dipersilahkan untuk mengobati anaknya. Kulihat anak laki-laki putra sulung pak
Ardi dan aku kemudian meminta air putih satu gelas, aku mendoakan air tsb,
setelah selesai air doa itu kusapukan ke wajah kecil anak itu. Setelah
disapukan si anak pun tenang kembali dan tidak menangis lagi. Selesai mengobati
si anak, istri pak Ardi ingin melihat apa yang menjadi penyebab anaknya selalu
mengangi setiap berada dirumah. Namun karena takut, bu ardi meminta suaminya yang
melakukannya apa yang menjadi penyebab dari anaknya yang sering menangis.
Kemudian aku meminta pak Ardi untuk berdoa dan berkonsentrasi mem-fokuskan apa
yang ingin dilihat, ternyata pak Ardi berhasil melihat yang menjadi penyebab
anak nya menangis. Pak Ardi melihat ada sebuah botol kecil yang berisi
bermacam-macam barang dan botol tersebut ku ambil untuk dimusnahkan. Setelah
selesai, aku pun beranjak pulang ke rumah kembali.
2 hari kemudian aku
dipanggil kembali oleh pak Ardi ke rumahnya, disana aku bertemu dengan Ardo
Karyadi. Kulihat di tubuh Ardo ada sesosok tubuh orang tua dibelakang nya Ardo.
Ardo pun bertanya ketika aku melihat-nya dan berkata, “apa yg bapak lihat di saya..???”
Akupun menjawab,”ada seorang kakek tua di belakang pak Ardo..” Dan pak Ardo pun
bertanya lagi kepadaku, “bagaimana cara nya pak untuk menyempurnakannya agar
orang tua tersebut dekat dengannya. Aku menjawab.” datang lah ke rumah.”
Keesokan harinya Ardo pun datang ke rumah untuk menyempurnkan apa yang telah
dimilikinya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar